Senin, 11 April 2016

makalah tentang PUPUK

KATA PENGANTAR
Puji dan sukur kehadirat Tuhan yang maha esa atas rahmat dan karunianya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di arahkan agar siswa mampu Ilmu pemupukan.
Pada pembahasan ini, penyusun akan menjelaskan berbagai hal mengenai Negara Myanmar. Adapun makalah ini di rancang untuk memudahkan siswa dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial.
Akhirnya atas nama penyusun makalah ini, kami ucapkan terimakasih, dan semoga dapat menambah khasanah pengetahuan siswa.



                                                                                   

                                                                                                Penyusun




DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................
Daftar Isi.............................................................................................................................
Bab I Pendahuluan.........................................................................................................
a.    Latar belakang......................................................................................................
b.    Rumusan masalah..............................................................................................
c.    Tujuan....................................................................................................................
Bab II Pembahasan.........................................................................................................
a.    Penyimpanan pemupukan................................................................................
b.    Pengawasan pemupukan..................................................................................
c.    Mana jemen pemupukan...................................................................................
d.    Cara pemupukan.................................................................................................
Bab III Penutup.................................................................................................................
a.    Kesimpulan...........................................................................................................
b.    Saran .....................................................................................................................
Daftar pustaka...................................................................................................................




BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Pupuk merupakan material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen (Wikipedia, 2010).
Setiap bahan yang diberikan ke dalam tanah atau disemprotkan ke tanaman untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Suatu bahan yang diberikan sehingga dapat mengubah keadaan fisik, kimia dan biologi tanah agar sesuai dengan tuntutan tanaman. Pemupukan merupakan setiap usaha pemberian pupuk yang bertujuan menambah persediaan unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk meningkatkan produksi dan mutu hasil tanaman.
Pupuk anorganik dalam prosesnya dapat disimpan digudang, dikios pupuk atau dirumah.
B.   Rumusan Masalah
1.    Bagaimana penyimpanan dan pengawasan pupuk?
2.    Bagamana manajemen pupuk?
3.    Bagaimana cara pemupukan?

C.   Tujuan
1.    Manfaat penyimpanan dan pengawasan Pupuk
2.    Manfaat manajemen pupuk



BAB II
PEMBAHASAN
A.   Penyimpanan pupuk
perlakuan penyimpanan pupuk terdiri dari tertutup, terbuka dan tertutup dengan menggunakan alas. Hal ini memiliki perubahan atau hasil yang berbeda dari ke lima jenis pupuk yang dilakukan penyimpanan dalam praktikum yaitu Urea, ZA, ZK, KCl dan SP-36. Pada pengamatan pertama hampir semua pupuk tidak mengalami perubahan dari keadaan semula praktikum kecuali KCl pada semua perlakuan dan ZA pada kondisi terbuka. Selanjutnya pada pengamatan kedua terjadi perubahan secara keseluruhan mulai dari memadat, semi padat dan mencair. Pada kondisi tertutup Petridis udara tetap masuk sehingga pupuk lama kelamaan berubah bentuknya begitupun yang memakai alas petridis tidak tertutup rapat sehingga tetap berubah. Hal ini dalam aplikasinya dilapangan pupuk harus benar-benar di kemas dengan baik jangan ada udara masuk ke dalam pupuk selain itu proses penyimpanan dilakukan digudang dalam kondisi yang baik dan menggunakan alas karena hal itu penting jangan terjadi kontak langusng dengan lantai sehingga pupuk menjadi menjadi rubah bisa mejadi padat ataupun mencair.
Menurut Hanum (2008) penyimpanan pupuk merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan, kerena penyimpanan pupuk yang ceroboh dapat merusak, sifat kimia dan fisik pupuk. Pupuk yang bersifat hidroskopis tidak boleh disimpan secara ceroboh, pupuk tersebut dapat menjadi lembab dan mencair atau bila kelembapan berkurang pupuk menjadi keras dan membentuk bongkah-bongkah besar sehingga sulit dalam hal aplikasinya. Penyimpanan pupuk sering dilakukan digudang-gudang pelabuhan. Letak gudang pupuk harus jauh dari api atau bahan yang mudah terbakar, dan gudang tidak boleh lembab. Kelembapan di dalam gudang dapat menimbulkan penggumpalan pupuk atau mecairnya pupuk. Mencairnya pupuk akan mempercepat rusaknya karung pembungkus pupuk. Selanjutnya pupuk mudah tercecer dan atau tercampur satu sama lain. Dalam mengatasi pengaruh kelembapan perlu adanya perhatian khusus dalam pembuatan gudang .
Gudang permanen atau gudang yang digunakan untuk penyimpanan pupuk dalam waktu yang lama, dinding dan lantainya harus dibuat dari beton. Lantai gudang harus dilapisi dengan bahan aspal atau bahan lain. Bagi kios pupuk, koperasi unit desa yang menyimpan pupuk dalam waktu pendek, dinding gudang hendaknya dibuat dari seng, jira lantai terbuat dari semen maka harus diberi alas balok berjarak 0.5-1m. Atap gudang tidak boleh bocor agar pupuk tidak terkena hujan yang dapat merusak sifat fisik kimia pupuk. Pupuk yang mengandung asam keras akan menghancurkan karung pembungkus pupuk, akibatnya pupuk tercecer bersatu sama lain dan terjadi reaksi kimia yang mengurangi mutu pupuk. Pintu gudang hendaknya diletakkan pada dua bagian sisi gudang sehingga memudahkan pengambilan pupuk pengambilan pupuk persediaan lama dan memudahkan pula penyimpanan pupuk yang baru datang serta dapat dipisahkan secara mudah terhadap letak pupuk. Peredaran udara dalam gudang diusahakan sebaik mungkin dan selalu segar, oleh karenanya dibutuhkan beberapa ventilasi yang pembukaan dan penutupannya dapat diatur sedemikian rupa sesuai dengan kondisi cuaca (Hanum, 2008).
Tidak dibenarkan untuk mencapur gudang untuk pupuk dengan gudang untuk biji-bijian atau benih atau sebagainya, karena dapat mempengaruhi kualitas pupuk. Dalam hal penyimpanan pupuk sebaiknya dilakukan pemisahan antara jenis pupuk yang satu dengan lainnya. Hal ini selain memudahkan pengawasan juga untuk menjaga mutu pupuk. Tumpukan dalam gudang yang terlalu tinggi akan menyebabkan rusaknya karung, dan tidak stabilnya tumpukannya. Pupuk yang dibagian bawah akan mengalami tekanan yang cukup tinggi sehingga mengakibatkan pupuk menjadi keras. Oleh karenanya dalam hal tumpukan pupuk yang perlu diperhatikan adalah:
1.        Letak tumpukan
Harus ada jarak cukup lebar antara tumpukan satu dengan lainnya dan juga letak tumpukan pupuk dengan dinding gudang. Hal ini penting disamping memudahkan pekerja dalam hal menumpuk juga menghindari kelembaban yang tinggi jika menempel pada dinding gudang.
2.       Karung yang ditumpuk
Tingginya tumpukan karung harus mempunyai ukuran, berat, isi dan bahan yang bagian mulut karung mengarah ke dalam. Cara ini memberikan tumpukan yang mantap serta tidak mudah roboh.
3.       Tinggi tumpukan
Tinggi tumpukan bergantung pada alat apa yang digunakan sewaktu melakukan pekerjaan penumpukan. Bagi yang menggunakan alat tumpukan dapat mencapai 20 karung, akan tetapi jika dengan tenaga manusia hanya 10 tumpukan (Hanum, 2008).
B.   Pengawasan pupuk
1.    Ketentuan Pupuk Bersubsidi
Pemerintah mensubsidi berbagai jenis pupuk yang dihasilkan oleh produsen puk dalam negeri, sehingga biaya produksi pupuk menjadi lebih murah. Kebijakan ini juga masih banyak ditempuh oleh negara-negara berkembang produsen pupuk di Asian seperti India, Cina, Pakistan, Philiphina dan Bangladesh. Indonesia menempuh subsidi pupuk secara tidak langsung yaitu melalui produsen pupuk. Produsen pupuk mampu menjual pupuk pada tingkat harga yang lebih rendah dari biaya produksi, karena sebagian bahan baku terutama gas disubsidi oleh pemerintah. Jenis pupuk yang yang memperoleh subsidi pada tahun 2012 adalah Urea, ZA, NPK Phonska, SP-36, dan pupuk Organik.
Pemberian subsidi pupuk dimaksud untuk membantu petani agar dapat membeli pupuk sesuai kebutuhan dan kemampuan dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditentukan oleh Pemerintah.
2.    Alokasi dan Distribusi Pupuk Bersubsidi
Distribusi dan pengawasan pupuk bersubsidi menjadi sangat penting, sehingga subsidi pupuk tersebut diharapkan dapat sampai ke petani sasaran. Oleh karena itu, dibuatlah sejumlah ketentuan dan keputusan secara berjenjang. Kementerian Pertanian menetapkan alokasi pupuk bersubsidi menurut jenisnya untuk masing-masing sub-sektor dengan Peraturan Menteri Pertanian. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian tersebut, maka masing-masing Gubernur mengalokasikan pupuk untuk masing-masing Kabupaten/Kota di wilayahnya. Dengan dasar SK Gubernur tersebut, maka Bupati/Walikota menerbitkan SK Bupati/Walikota tentang alokasi pupuk untuk masing-masing Kecamatan di wilayahnya. Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang telah dibuat oleh masing-masing Kelompok Tani, kemudian disesuaikan dengan jumlah alokasi pupuk bersubsidi ke masing-masing Kecamatan tersebut.
Peredaran pupuk bersubsidi diawasi oleh pemerintah. Pemerintah merancang sistem distribusinya sehingga dapat dicegah terjadinya kebocoran pupuk bersubsidi keluar petani sasaran. Adapun saluran distribusi pupuk bersubsidi di berbagai yaitu Lini I hingga Lini IV. Dengan adanya RDKK, maka sistem distribusi pupuk bersubsidi menjadi tertutup di kios. Kios Pengecer menjual pupuk bersubsidi hanya kepad petani yang menjadi tanggungjawabnya, sesuai dengan RDKK, yaitu yang telah disusun sebelumnya dan direvisi setelah adanya alokasi pupuk. Petani hanya boleh membeli pupuk bersubsidi di Kios Pengecer terkait sesuai RDKK. Pembayarannnya adalah tunai, yaitu dari petani ke kios, kios ke Distributor, Distributor ke Produsen. Jumlah alokasi pupuk bersubsidi secara nasional sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 87/Permentan/SR.130/12/2011 sebagai berikut :
-       Urea : 5.100.000 ton
-       SP-36 : 1.000.000 ton
-       ZA : 1.000.000 ton
-       NPK : 2.593.920 ton
-       Organik : 835.000 ton

C.   Manajemen Pupuk
Pupuk mempunyai peranan penting dalam peningkatan produksi. Dan produktivitas pertanian. Pemerintah terus mendorong penggunaan pupuk yang efisien melalui kebijakan subsidi dan distribusi pupuk yang telah diterapkan mulai dari tahap perencanaan kebutuhan, penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET), besaran subsidi hingga sistem distribusi ke pengguna pupuk. Kebijakan tersebut belum mampu menjamin ketersediaaa pupuk yang memadai dengan HET yang teIah ditetapkan, masih sering terjadi berbagai kasus antara: kelangkaan pasokan pupuk yang menyebabkan harga aktual melebihi HET, dan (b) marjin pemasaran lebih tinggi dari yang telah ditetapkan pemerintah. SeIain itu perencanaan aIokasi kebutuhan pupuk yang belum sepenuhnya tepat, pengawasan yang belum maksimal, kebocoran penyaluran pupuk bersubsidi ke luar petani sasaran masih sering ditemukan, sehingga menimbulkan kelangkaan dan harga pupuk melebihi HET hal ini diperlukan perhatian mengenai aspek teknis, aspek manajemen dan aspek regulasi.
Tingkat pemupukan bervariasi, petani melakukan pupuk yang lebih rendah dari rekomendasi. Penggunaan pupuk yang berlebih atau kurang akan menurunkan efisiensi dan efektivitas penggunaan pupuk. Empat hal yang harus diperhatikan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan pupuk yaitu:
1.    tepat jenis yaitu memilih kombinasi jenis pupuk berdasarkan komposisi unsur hara utama dan tambahan berdasarkan sifat kelarutan, sifat sinergis dan antagonis antar unsur hara dan sifat tanahnya,
2.    tepat waktu frekuensi yang ditentukan oleh iklim / CH, sifat fisik tanah dan logistik pupuk,
3.    tepat cara yaitu cara pemberian yang ditentukan berdasarkan jenis pupuk, umur tanaman dan jenis tanah,
4.    tepat dosis yaitu dosis pupuk yang diperlukan berdasarkan analisa status hara tanah dan kebutuhan tanaman.
Perencanaan empat tepat tersebut dapat tercapai apabila didukung oleh perencanaan kebutuhan pupuk yang tepat dan rinci dari masing-masing petani atau kelompok tani. Untuk menyusun rencana kebutuhan pupuk dalam bentuk RDKK yang komprehensif diperlukan informasi: 1) sifat-sifat tanah, 2) rekomendasi pemupukan spesifik lokasi, 3) luas lahan dan pemiliknya, 4) lokasi, dan 5) komoditas yang diusahakan. Sebagian besar data base dan informasi tersebut belum tersedia secara lengkap, baik di tingkat daerah maupun pusat, sehingga penyusunan RDKK belum didasarkan pada data yang akurat.

D.   Cara Pemupukan
Tata Cara Melakukan Pemupukan yang Baik dan Benar, Berikut adalah beberapa cara melakukan pemupukan tanaman baik pertanian maupun perkebunan.
Untuk bisa mendapatkan hasil pemupukan yang memuaskan, tidak hanya penting memakai dosis pupuk yang tepat saja tetapi juga penting diketahui cara pengunaan pupuknya. Dengan berkembangnya teknologi pertanian dan industri, telah melahirkan berbagai produk yang cara pemberiannya lain dari biasanya, namun secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua cara pemberian/memupuk, yakni:
1.    Memupuk dengan cara pemberian melalui akar.
2.    Memupuk dengan cara pemberian melalui daun.
a.    Memupuk melalui akar
Yaitu segala macam pupuk yang diberikan kepada tanaman lewat akar. Tujuannya tentu sudah jelas, yakni mengisi tanah dengan hara yang dibutuhkan oleh tanaman, supaya tanaman yang ditanam di atasnya tumbuh subur dan memberikan hasil yang memuaskan. Pada umumnya pemberian pupuk melalui akar dapat dilakukan secara:
-       Disebar (broad casting)
Pupuk yang disebarkan merata pada tanah-tanah di sekitar pertanaman atau pada waktu pembajakan/penggaruan terakhir, sehari sebelum tanam, kemudian diinjak-injak agar pupuk masuk ke dalam tanah. Beberapa pertimbangan untuk menggunakan cara ini adalah:
Ø  Tanaman ditanam pada jarak tanam yang rapat, baik teratur dalam barisan maupun tidak teratur dalam barisan
Ø  Tanaman mempunyai akar yang dangkal atau berada pada dekat dengan permukaan tanah
Ø  Tanah mempunyai kesuburan yang relatif baik
Ø  Pupuk yang dipakai cukup banyak atau dosis permukaan tinggi
Ø  Daya larut pupuk besar, karena bila daya larutnya rendah maka yang diambil tanaman sedikit
-       Ditempatkan di antara larikan/barisan
Pupuk ditaburkan di antara larikan tanaman dan kemudian ditutup kembali dengan tanah. Untuk tanaman tahunan ditaburkan melingkari tanaman dengan jarak tegak lurus daun terjauh (tajuk daun) dan ditutup kembali dengan tanah. Cara ini dilakukan dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
Ø  Pupuk yang digunakan relatif sedikit
Ø  Jarak tanam antara tanaman yang dipupuk cukup jarang dan jarak antara barisan pertanaman cukup jarang
Ø  Kesuburan tanah rendah
Ø  Tanaman dengan perkembangan akarnya yang sedikit
Ø  Untuk tanah tegalan atau darat
Ø  Bila mengkhawatirkan akan terjadi pengikatan unsur hara oleh tanah dalam jumlah yang cukup besar

BAB III
PENUTUP
A.   KESIMPULAN
Pupuk mempunyai peranan penting dalam peningkatan produksi. Dan produktivitas pertanian. Pemerintah terus mendorong penggunaan pupuk yang efisien melalui kebijakan subsidi dan distribusi pupuk yang telah diterapkan mulai dari tahap perencanaan kebutuhan, penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET), besaran subsidi hingga sistem distribusi ke pengguna pupuk.
Anjuran penggunaan kombinasi adalah 1 takaran Pupuk Organik Cair MASAGRI® dengan 50% takaran pupuk kimia ( ½ dari penggunaan pupuk  kimia) sesuai tanaman dan kondisi tanah serta anjuran pemupukan setempat. Penggunaan dengan takaran tersebut dapat menghemat penggunaan pupuk kimia sampai dengan 50% tanpa mengorbankan kuantitas hasil produksi pertanian.
B.   SARAN
Dengan adanya makalah ini mari kita sagari betapa pentimgnya alam semesta ini, saran saya semoga saudara- saudari mau ikut ambil adil dan mau memperluas pemahaman nya tentang alam semesta ini..


0 komentar:

Posting Komentar

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html