KATA PENGANTAR
Puji dan sukur kehadirat Tuhan yang maha esa
atas rahmat dan karunianya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini
tepat waktu. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di arahkan agar siswa mampu Ilmu
pemupukan.
Pada pembahasan ini, penyusun akan
menjelaskan berbagai hal mengenai Negara Myanmar. Adapun makalah ini di rancang
untuk memudahkan siswa dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial.
Akhirnya atas nama penyusun makalah ini, kami
ucapkan terimakasih, dan semoga dapat menambah khasanah pengetahuan siswa.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar.................................................................................................................
Daftar
Isi.............................................................................................................................
Bab
I Pendahuluan.........................................................................................................
a. Latar
belakang......................................................................................................
b. Rumusan
masalah..............................................................................................
c. Tujuan....................................................................................................................
Bab
II Pembahasan.........................................................................................................
a. Penyimpanan
pemupukan................................................................................
b. Pengawasan
pemupukan..................................................................................
c. Mana
jemen pemupukan...................................................................................
d. Cara
pemupukan.................................................................................................
Bab
III Penutup.................................................................................................................
a. Kesimpulan...........................................................................................................
b. Saran
.....................................................................................................................
Daftar
pustaka...................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pupuk
merupakan material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk
mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi
dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik
(mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti hormon
tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian, ke dalam
pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen
(Wikipedia, 2010).
Setiap
bahan yang diberikan ke dalam tanah atau disemprotkan ke tanaman untuk menambah
unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Suatu bahan yang diberikan sehingga dapat
mengubah keadaan fisik, kimia dan biologi tanah agar sesuai dengan tuntutan
tanaman. Pemupukan merupakan setiap usaha pemberian pupuk yang bertujuan
menambah persediaan unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk meningkatkan
produksi dan mutu hasil tanaman.
Pupuk
anorganik dalam prosesnya dapat disimpan digudang, dikios pupuk atau dirumah.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
penyimpanan dan pengawasan pupuk?
2. Bagamana
manajemen pupuk?
3. Bagaimana
cara pemupukan?
C. Tujuan
1. Manfaat
penyimpanan dan pengawasan Pupuk
2. Manfaat
manajemen pupuk
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penyimpanan
pupuk
perlakuan
penyimpanan pupuk terdiri dari tertutup, terbuka dan tertutup dengan
menggunakan alas. Hal ini memiliki perubahan atau hasil yang berbeda dari
ke lima jenis pupuk yang dilakukan penyimpanan dalam praktikum yaitu
Urea, ZA, ZK, KCl dan SP-36. Pada pengamatan pertama hampir semua pupuk tidak
mengalami perubahan dari keadaan semula praktikum kecuali KCl pada semua
perlakuan dan ZA pada kondisi terbuka. Selanjutnya pada pengamatan kedua
terjadi perubahan secara keseluruhan mulai dari memadat, semi padat dan
mencair. Pada kondisi tertutup Petridis udara tetap masuk sehingga pupuk lama
kelamaan berubah bentuknya begitupun yang memakai alas petridis tidak tertutup
rapat sehingga tetap berubah. Hal ini dalam aplikasinya dilapangan pupuk harus
benar-benar di kemas dengan baik jangan ada udara masuk ke dalam pupuk selain
itu proses penyimpanan dilakukan digudang dalam kondisi yang baik dan
menggunakan alas karena hal itu penting jangan terjadi kontak langusng dengan
lantai sehingga pupuk menjadi menjadi rubah bisa mejadi padat ataupun mencair.
Menurut Hanum (2008) penyimpanan pupuk merupakan suatu hal yang
perlu diperhatikan, kerena penyimpanan pupuk yang ceroboh dapat merusak, sifat
kimia dan fisik pupuk. Pupuk yang bersifat hidroskopis tidak boleh disimpan
secara ceroboh, pupuk tersebut dapat menjadi lembab dan mencair atau bila
kelembapan berkurang pupuk menjadi keras dan membentuk bongkah-bongkah besar
sehingga sulit dalam hal aplikasinya. Penyimpanan pupuk sering dilakukan
digudang-gudang pelabuhan. Letak gudang pupuk harus jauh dari api atau bahan
yang mudah terbakar, dan gudang tidak boleh lembab. Kelembapan di dalam gudang
dapat menimbulkan penggumpalan pupuk atau mecairnya pupuk. Mencairnya pupuk
akan mempercepat rusaknya karung pembungkus pupuk. Selanjutnya pupuk mudah
tercecer dan atau tercampur satu sama lain. Dalam mengatasi pengaruh kelembapan
perlu adanya perhatian khusus dalam pembuatan gudang .
Gudang permanen atau gudang yang digunakan untuk penyimpanan pupuk
dalam waktu yang lama, dinding dan lantainya harus dibuat dari beton. Lantai gudang harus dilapisi dengan bahan
aspal atau bahan lain. Bagi kios pupuk, koperasi unit desa yang menyimpan pupuk
dalam waktu pendek, dinding gudang hendaknya dibuat dari seng, jira lantai
terbuat dari semen maka harus diberi alas balok berjarak 0.5-1m. Atap gudang
tidak boleh bocor agar pupuk tidak terkena hujan yang dapat merusak sifat fisik
kimia pupuk. Pupuk yang mengandung asam keras akan menghancurkan karung
pembungkus pupuk, akibatnya pupuk tercecer bersatu sama lain dan terjadi reaksi
kimia yang mengurangi mutu pupuk. Pintu gudang hendaknya diletakkan pada dua
bagian sisi gudang sehingga memudahkan pengambilan pupuk pengambilan pupuk
persediaan lama dan memudahkan pula penyimpanan pupuk yang baru datang serta
dapat dipisahkan secara mudah terhadap letak pupuk. Peredaran udara dalam
gudang diusahakan sebaik mungkin dan selalu segar, oleh karenanya dibutuhkan
beberapa ventilasi yang pembukaan dan penutupannya dapat diatur sedemikian rupa
sesuai dengan kondisi cuaca (Hanum, 2008).
Tidak dibenarkan untuk mencapur gudang untuk
pupuk dengan gudang untuk biji-bijian atau benih atau sebagainya, karena dapat
mempengaruhi kualitas pupuk. Dalam hal penyimpanan pupuk sebaiknya dilakukan
pemisahan antara jenis pupuk yang satu dengan lainnya. Hal ini selain memudahkan pengawasan juga
untuk menjaga mutu pupuk. Tumpukan dalam gudang yang terlalu tinggi akan
menyebabkan rusaknya karung, dan tidak stabilnya tumpukannya. Pupuk yang
dibagian bawah akan mengalami tekanan yang cukup tinggi sehingga mengakibatkan
pupuk menjadi keras. Oleh karenanya dalam hal tumpukan pupuk yang perlu
diperhatikan adalah:
1. Letak tumpukan
Harus ada jarak cukup lebar antara tumpukan satu dengan lainnya
dan juga letak tumpukan pupuk dengan dinding gudang. Hal ini penting disamping memudahkan pekerja
dalam hal menumpuk juga menghindari kelembaban yang tinggi jika menempel pada
dinding gudang.
2. Karung yang ditumpuk
Tingginya tumpukan karung harus mempunyai ukuran, berat, isi dan bahan yang
bagian mulut karung mengarah ke dalam. Cara ini memberikan tumpukan yang mantap
serta tidak mudah roboh.
3. Tinggi tumpukan
Tinggi tumpukan bergantung pada alat apa yang digunakan sewaktu melakukan
pekerjaan penumpukan. Bagi yang menggunakan alat tumpukan dapat mencapai 20
karung, akan tetapi jika dengan tenaga manusia hanya 10 tumpukan (Hanum, 2008).
B. Pengawasan
pupuk
1. Ketentuan
Pupuk Bersubsidi
Pemerintah mensubsidi
berbagai jenis pupuk yang dihasilkan oleh produsen puk dalam negeri, sehingga
biaya produksi pupuk menjadi lebih murah. Kebijakan ini juga masih banyak
ditempuh oleh negara-negara berkembang produsen pupuk di Asian seperti India,
Cina, Pakistan, Philiphina dan Bangladesh. Indonesia menempuh subsidi pupuk
secara tidak langsung yaitu melalui produsen pupuk. Produsen pupuk mampu
menjual pupuk pada tingkat harga yang lebih rendah dari biaya produksi, karena
sebagian bahan baku terutama gas disubsidi oleh pemerintah. Jenis pupuk yang
yang memperoleh subsidi pada tahun 2012 adalah Urea, ZA, NPK Phonska, SP-36,
dan pupuk Organik.
Pemberian subsidi pupuk
dimaksud untuk membantu petani agar dapat membeli pupuk sesuai kebutuhan dan
kemampuan dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditentukan oleh
Pemerintah.
2. Alokasi
dan Distribusi Pupuk Bersubsidi
Distribusi dan pengawasan
pupuk bersubsidi menjadi sangat penting, sehingga subsidi pupuk tersebut
diharapkan dapat sampai ke petani sasaran. Oleh karena itu, dibuatlah sejumlah
ketentuan dan keputusan secara berjenjang. Kementerian Pertanian menetapkan
alokasi pupuk bersubsidi menurut jenisnya untuk masing-masing sub-sektor dengan
Peraturan Menteri Pertanian. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian tersebut,
maka masing-masing Gubernur mengalokasikan pupuk untuk masing-masing
Kabupaten/Kota di wilayahnya. Dengan dasar SK Gubernur tersebut, maka
Bupati/Walikota menerbitkan SK Bupati/Walikota tentang alokasi pupuk untuk
masing-masing Kecamatan di wilayahnya. Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok
(RDKK) yang telah dibuat oleh masing-masing Kelompok Tani, kemudian disesuaikan
dengan jumlah alokasi pupuk bersubsidi ke masing-masing Kecamatan tersebut.
Peredaran pupuk bersubsidi
diawasi oleh pemerintah. Pemerintah merancang sistem distribusinya sehingga
dapat dicegah terjadinya kebocoran pupuk bersubsidi keluar petani sasaran.
Adapun saluran distribusi pupuk bersubsidi di berbagai yaitu Lini I hingga Lini
IV. Dengan adanya RDKK, maka sistem distribusi pupuk bersubsidi menjadi
tertutup di kios. Kios Pengecer menjual pupuk bersubsidi hanya kepad petani
yang menjadi tanggungjawabnya, sesuai dengan RDKK, yaitu yang telah disusun
sebelumnya dan direvisi setelah adanya alokasi pupuk. Petani hanya boleh
membeli pupuk bersubsidi di Kios Pengecer terkait sesuai RDKK. Pembayarannnya
adalah tunai, yaitu dari petani ke kios, kios ke Distributor, Distributor ke
Produsen. Jumlah alokasi pupuk bersubsidi secara nasional sesuai dengan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 87/Permentan/SR.130/12/2011 sebagai berikut :
- Urea
: 5.100.000 ton
- SP-36
: 1.000.000 ton
- ZA :
1.000.000 ton
- NPK
: 2.593.920 ton
- Organik
: 835.000 ton
C. Manajemen
Pupuk
Pupuk
mempunyai peranan penting dalam peningkatan produksi. Dan produktivitas
pertanian. Pemerintah terus mendorong penggunaan pupuk yang efisien melalui
kebijakan subsidi dan distribusi pupuk yang telah diterapkan mulai dari tahap
perencanaan kebutuhan, penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET), besaran subsidi
hingga sistem distribusi ke pengguna pupuk. Kebijakan tersebut belum mampu
menjamin ketersediaaa pupuk yang memadai dengan HET yang teIah ditetapkan,
masih sering terjadi berbagai kasus antara: kelangkaan pasokan pupuk yang
menyebabkan harga aktual melebihi HET, dan (b) marjin pemasaran lebih tinggi
dari yang telah ditetapkan pemerintah. SeIain itu perencanaan aIokasi kebutuhan
pupuk yang belum sepenuhnya tepat, pengawasan yang belum maksimal, kebocoran
penyaluran pupuk bersubsidi ke luar petani sasaran masih sering ditemukan,
sehingga menimbulkan kelangkaan dan harga pupuk melebihi HET hal ini diperlukan
perhatian mengenai aspek teknis, aspek manajemen dan aspek regulasi.
Tingkat
pemupukan bervariasi, petani melakukan pupuk yang lebih rendah dari
rekomendasi. Penggunaan pupuk yang berlebih atau kurang akan menurunkan
efisiensi dan efektivitas penggunaan pupuk. Empat hal yang harus diperhatikan
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan pupuk yaitu:
1. tepat jenis yaitu memilih
kombinasi jenis pupuk berdasarkan komposisi unsur hara utama dan tambahan
berdasarkan sifat kelarutan, sifat sinergis dan antagonis antar unsur hara dan
sifat tanahnya,
2. tepat
waktu & frekuensi yang
ditentukan oleh iklim / CH, sifat fisik tanah dan logistik pupuk,
3. tepat
cara yaitu cara pemberian yang ditentukan
berdasarkan jenis pupuk, umur tanaman dan jenis tanah,
4. tepat
dosis yaitu dosis pupuk yang diperlukan berdasarkan
analisa status hara tanah dan kebutuhan tanaman.
Perencanaan
empat tepat tersebut dapat tercapai apabila didukung oleh perencanaan kebutuhan
pupuk yang tepat dan rinci dari masing-masing petani atau kelompok tani. Untuk
menyusun rencana kebutuhan pupuk dalam bentuk RDKK yang komprehensif diperlukan
informasi: 1) sifat-sifat tanah, 2) rekomendasi pemupukan spesifik lokasi, 3)
luas lahan dan pemiliknya, 4) lokasi, dan 5) komoditas yang diusahakan.
Sebagian besar data base dan informasi tersebut belum tersedia secara lengkap,
baik di tingkat daerah maupun pusat, sehingga penyusunan RDKK belum didasarkan
pada data yang akurat.
D. Cara
Pemupukan
Tata Cara Melakukan Pemupukan yang Baik dan Benar, Berikut adalah beberapa cara melakukan pemupukan tanaman
baik pertanian maupun perkebunan.
Untuk
bisa mendapatkan hasil pemupukan yang memuaskan, tidak hanya penting memakai
dosis pupuk yang tepat saja tetapi juga penting diketahui cara pengunaan
pupuknya. Dengan berkembangnya teknologi pertanian dan industri, telah
melahirkan berbagai produk yang cara pemberiannya lain dari biasanya, namun
secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua cara pemberian/memupuk,
yakni:
1. Memupuk dengan cara pemberian melalui akar.
2. Memupuk dengan cara pemberian melalui daun.
a. Memupuk melalui akar
Yaitu
segala macam pupuk yang diberikan kepada tanaman lewat akar. Tujuannya tentu
sudah jelas, yakni mengisi tanah dengan hara yang dibutuhkan oleh tanaman,
supaya tanaman yang ditanam di atasnya tumbuh subur dan memberikan hasil yang
memuaskan. Pada umumnya pemberian pupuk melalui akar dapat dilakukan secara:
- Disebar (broad casting)
Pupuk
yang disebarkan merata pada tanah-tanah di sekitar pertanaman atau pada waktu
pembajakan/penggaruan terakhir, sehari sebelum tanam, kemudian diinjak-injak
agar pupuk masuk ke dalam tanah. Beberapa pertimbangan untuk menggunakan cara
ini adalah:
Ø Tanaman ditanam pada jarak tanam yang rapat, baik teratur
dalam barisan maupun tidak teratur dalam barisan
Ø Tanaman mempunyai akar yang dangkal atau berada pada dekat
dengan permukaan tanah
Ø Tanah mempunyai kesuburan yang relatif baik
Ø Pupuk yang dipakai cukup banyak atau dosis permukaan tinggi
Ø Daya larut pupuk besar, karena bila daya larutnya rendah
maka yang diambil tanaman sedikit
- Ditempatkan di antara larikan/barisan
Pupuk
ditaburkan di antara larikan tanaman dan kemudian ditutup kembali dengan tanah.
Untuk tanaman tahunan ditaburkan melingkari tanaman dengan jarak tegak lurus
daun terjauh (tajuk daun) dan ditutup kembali dengan tanah. Cara ini dilakukan
dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
Ø Pupuk yang digunakan relatif sedikit
Ø Jarak tanam antara tanaman yang dipupuk cukup jarang dan
jarak antara barisan pertanaman cukup jarang
Ø Kesuburan tanah rendah
Ø Tanaman dengan perkembangan akarnya yang sedikit
Ø Untuk tanah tegalan atau darat
Ø Bila mengkhawatirkan akan terjadi pengikatan unsur hara
oleh tanah dalam jumlah yang cukup besar
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pupuk
mempunyai peranan penting dalam peningkatan produksi. Dan produktivitas
pertanian. Pemerintah terus mendorong penggunaan pupuk yang efisien melalui
kebijakan subsidi dan distribusi pupuk yang telah diterapkan mulai dari tahap
perencanaan kebutuhan, penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET), besaran subsidi
hingga sistem distribusi ke pengguna pupuk.
Anjuran
penggunaan kombinasi adalah 1 takaran Pupuk Organik Cair MASAGRI® dengan 50%
takaran pupuk kimia ( ½ dari penggunaan pupuk kimia) sesuai tanaman dan
kondisi tanah serta anjuran pemupukan setempat. Penggunaan dengan takaran
tersebut dapat menghemat penggunaan pupuk kimia sampai dengan 50% tanpa
mengorbankan kuantitas hasil produksi pertanian.
B. SARAN
Dengan adanya makalah ini mari kita sagari
betapa pentimgnya alam semesta ini, saran saya semoga saudara- saudari mau ikut
ambil adil dan mau memperluas pemahaman nya tentang alam semesta ini..
0 komentar:
Posting Komentar